Jasad tanpa ruh adalah kematian.
"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dan orang yang tidak berdzikir, bagaikan orang hidup dan mati" HR. Bukhari.
Hakekat ruh bukan sekedar nyawa. Sholat tanpa menghadirkan ruh maka
tidak akan membekas. Pekerjaan tanpa ruh maka tidak profesional. Membeli
barang tanpa ruh bagai membeli madu tapi berasa empedu.
Ruh berdzikir, bukan sekedar melafazkan tapi lebih kepada
menghadirkan hati, memaknai, juga melibatkan pikiran untuk mengingat
Allah dalam kehidupan. Sebegitu dalamnya energi Ruh Dzikir maka
perumpaannya demikian kontras: Hidup dan Mati.
Teringat istilah "Jangan melek walang". Ungkapan kyai kepada para
santrinya. Yang mengisyaratkan bahwa saat mata melihat, sinergikan otak,
hati, dan pikiran. Sehingga setiap detik mata memandang, setiap detik
pula kearifan dan keilmuan bertambah.
Dear friend, mari bercermin. Seberapa banyak Ruh Tuhan yang kita sia-siakan.
Pagi berangkat kerja 'bürü- bürü '. Berkomunikasi dan membelai anak dalam 'bürü- bürü '. Sholat 'bürü- bürü ' . Pulang kerja di perjalanan 'bürü- bürü '. Cepat-cepat tidur 'bürü- bürü '.
Pagi berangkat kerja 'bürü- bürü '. Berkomunikasi dan membelai anak dalam 'bürü- bürü '. Sholat 'bürü- bürü ' . Pulang kerja di perjalanan 'bürü- bürü '. Cepat-cepat tidur 'bürü- bürü '.
Kasihan ibadah kita, kasihan pekerjaan kita, kasihan anak-anak kita.
Hadirkan ruh dalam semua pekerjaan anda. Cintai semua pekerjaan anda.
Jangan hanya mengerjakan yang anda cintai.
*Balqees News Letter*
Note: For Sri Kustanti thank you so much :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar